AKIBAT SALAH PAHAM
Pada suatu pagi hari yang cerah seorang pria kurus berbadan besar yang
bernama, Budi keluar dari rumahnya untuk mencari suatu pekerjaan. Dia
pergi menuju halte bus yang terletak beberapa blok dari rumahnya. Saat
ia melewati rumah tetangga yang berada di samping rumahnya, Budi secara
tidak sengaja menjatuhkan dokumen penting di halaman tetangganya
tersebut.
Namun, pada saat itu tetangganya yang bernama Deni kebetulan
sedangmelihat keluar jendela. Ia pun melihat Budi yang menjatuhkan
sebuah kertas tepat di depan rumahnya.
“Kenapa orang itu membuang sampah di depan rumahku? Sepertinya dia
sengaja menjatuhkan kertas itu dari sakunya dan sengaja untuk mengotori
halaman depanku,” kata Deni kesal.
Budi dan Deni adalah tetangga baru. Mereka baru saja pindah ke rumah
mereka masing – masing, tetapi mereka belum pernah saling menyapa
sehingga mereka tidak saling mengenal satu sama lain.
Melihat kejadian tersebut, Deni kesal terhadap tetangga barunya itu.
Tapi bukannya ia pergi keluar dan mengatakan sesuatu, dia malah
merencanakan balas dendam untuk tetangga tersebut.
Pada malam harinya, Deni memutuskan untuk melaksanakan rencana balas
dendam, yang telah dia buat sebelumnya. Dia mengambil keranjang sampah
dan membawanya pergi ke rumah Budi secara diam – diam, lalu Deni
membuang sampah – sampah tersebut di depan halaman Budi. Namun ternyata,
saat itu Budi juga sedang berdiri di balik jendela dan melihat kejadian
tersebut. Budi juga tidak keluar untuk menegur Andi. Sebaliknya, dia
juga merencanakan hal serupa untuk membalas perbuatan tersebut.
Keesokan harinya Budi membereskan semua sampah yang berserakan di halam
rumahnya. Kemudian, saat dia memunguti sampah – sampah tersebut, dia
menemukan kertas yang merupakan dokumen penting miliknya berada di
antara sampah – sampah itu. Budi sangat terkejut dengan apa yang
ditemukannya itu sehingga memunculkan prasangka – prasangka yang buruk
memenuhi kepalanya.
“Kurang ajar, ternyata dia tidak hanya berniat untuk mengotori
halamanku, dia juga mencuri dokumen pentingku. Awas saja tunggu
pembalasanku,” gerutu Budi dari dalam hati.
Budi pun merencanakan hal yang buruk untuk balas dendam. Kemudian, Dia
menemukan sebuah ide yang cukup buruk untuk tetangganya itu. Malam itu
dia menelepon seorang peternak sapi dan memesan kotoran sapi itu untuk
dikirimkan ke alamat Deni dengan alasan sebagai pupuk untuk menyuburkan
halamannya. Tentu saja, keesokan harinya, Deni mendapati halamannya
penuh dengan kotoran sapi yang sangat menjijikan dan bau busuk. Dia pun
merasa yakin bahwa ini semua merupakan perbuatan licik tetangganya.
Segera setelah dia membersihkan kotoran – kotoran itu, ia kembali
menyusun rencana untuk membalas dendam.
“Ternyata dia mengajakku untuk berperang,” kata Andi sambil mengerutkan dahinya.
Pada akhirnya kedua tetangga ini terus menerus melakukan hal yang sama
untuk mengotori halaman rumah tetangga mereka masing - masing. Peristiwa
ini terus berulang, Budi terus mengotori halaman Andi, dan begitu jua
sebaliknya.
Bahkan tindakan balas dendam yang dilakukan kedua tetangga ini semakin
parah dan membahayakan. Hanya karena menjatuhkan kertas yang tidak
disengaja kini beralih sampai tindakan yang lebih parah, seperti
mengemudikan truk di halaman, mencabuti semua tanaman, melempari batu,
dan kotoran. Hingga terjadilah suatu peristiwa yang sangat membahayakan,
Budi membakar pagar tetangganya, tetapi api semakin membesar dan
melahap rumah mereka berdua, sehingga membakar harta dan melukai diri
mereka.
Akhirnya kedua tetangga tersebut berakhir di rumah sakit, dan harus
menghabiskan beberapa waktu di ruangan yang sama.Pada awalnya mereka
menolak untuk berbicara satu sama lain. Namun, pada suatu hari
keheningan tersebut pecah. Mereka saling berbincang dan seiring waktu
berlalu, mereka menjadi teman, hingga sampai pada suatu hari mereka
akhirnya membahas tentang awal mula permusuhan tersebut. Mereka pun
menyadari bahwa kejadian tersebut diawali oleh sebuah kertas yang jatuh
dan menyebabkan kesalah pahaman di antara mereka.Jika saja mereka tidak
berdiam diri dan menegur tetanggnya dari awal mungkin mereka tidak
berada di rumah sakit dan tempat tinggal mereka masih utuh.
Namun, pada akhirnya, kini mereka telah menjadi teman, mereka saling
membantu untuk pulih dari luka-luka mereka, dan mereka berdua juga
bekerja sama untuk membangun kembali rumah mereka.
Komentar
Posting Komentar